MUDAH KAN BERHENTI MEROKOK DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK ?>

MUDAH KAN BERHENTI MEROKOK DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK

Oleh : Hanung Prasetya

 

Mungkinkah kita dapat berhenti merokok untuk selamanya? Ini adalah pernyataan klasik yang sering muncul, dan jawaban saya adalah BISA!

Kebanyakan orang saat mulai merokok bisa karena iseng-iseng saja atau karena ingin nampak “macho” dan kelihatan dewasa. Pada saat itu mungkin ada gunanya  bahkan mungkin saat inipun masih ada seseorang yang beranggapan bahwa merokok masih memberikan manfaat.

Bahkan saya pernah bertemu seorang dengan santainya berkata : “Merokok membuat saya lebih  rileks”. Benarkah demikian? Penelitian secara ilmiah menunjukkan bahwa yang terjadi adalah sebaliknya merokok akan menambah tingkat perasaan tertekan, tubuh pun harus melawan racun dan zat kimia yang di hirup sehingga merangsang kelenjar adrenal, padahal kelenjar adrenal akan meningkatkan denyut jantung dan mengkerutkan pembuluh darah untuk menghindari gangguan racun nikotin. Nah, apakah ini membuat tubuh menjadi lebih rileks?

Apa sebenarnya yang menjadikan berhenti merokok menjadi demikian sulitnya? Penyebabnya adalah karena seseorang telah belajar merokok, ketika seseorang telah mempelajari sesuatu dan berhasil mempraktikkannya, maka ia akan selalu tahu bagaimana cara melakukannya. Hal ini bisa dianalogikan ketika belajar naik sepeda, walaupun sudah bertahun-tahun tidak lagi mengendarai sepeda, tetap saja seseorang tahu caranya. Demikian pula halnya dengan merokok.

Kebanyakan orang ketika harus mengubah kebiasaan merokok yang sudah mendarah daging bisa jadi menjadi sebuah siksaan. Pertama-tama, akan muncul perasaan tertekan dan semua yang dipikirkan selalu saja tentang rokok. Kemudian muncul kebutuhan untuk melakukan sesuatu yang biasanya adalah keinginan untuk selalu mengunyah cemilan atau kebiasaan lain yang tak diinginkan. Kemudian pada gilirannya ini akan membuat segala sesuatu menjadi semakin buruk, seorang mantan perokok harus melawan pengaruh menghindar dari nikotin seperti kemurungan dan tidak dapat berkonsentrasi. Beberapa orang bahkan menjadi mudah tersinggung dan berkeinginan mengunyah apa saja. Kadang-kadang saat muncul pusing dan adanya kejang perut membuat seorang yang sudah kepingin berhenti merokok menjadi berpikir untuk kembali merokok, lagi pula, rokok sudah pernah menjadi sahabatnya, walaupun sahabat yang tidak dikehendaki dan membahayakan, tetapi dia benar-benar sahabat. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya kehilangan sahabat, tentu dapat menjadi pengalaman emosional yang berkisar pada kesedihan.

Bagaimana jadinya jika seseorang benar-benar berniat dengan benar untuk hentikan kebiasaan merokok. If you can dream it, You can do it… yaaa, benar jika seseorang benar-benar berniat berhenti merokok tentu bisa melakukannya.

Saat ini berbagai upaya dilakukan untuk membantu seseorang berhenti merokok seperti konseling bahkan penggunaan obat.

Banyak yang telah mengupayakan namun banyak pula yang gagal. Beberapa waktu yang lalu dimuat di Joglosemar, sebuah Perguruan Tinggi di Surakarta  membuka layanan konseling dan terapi berhenti merokok, saat itu penulis bahkan diundang untuk menghadiri pembukaannya. Sebuah peran nyata pihak akademisi yang membanggakan dunia kesehatan.

Bagaimana sebenarnya strategi yang efektif untuk membantu seseorang berhenti merokok?

Seperti diketahui bahwa manusia adalah makluk bio-psiko-sosial dan spiritual  dan kita adalah tuan dari pikiran kita sendiri, berdasar konsep tersebut menurut penulis tindakan yang paling efektif untuk berhenti merokok adalah niat dan keberanian berhenti merokok dari si perokok itu sendiri. Orang lain atau terapis bisa membantu lebih efektif dengan pendekatan secara holistik.

Bagaimana pendekatan holistik diterapkan, pengalaman saya sebagai praktisi keperawatan holistik dengan menggunakan kombinasi antara hypnoterapi, spiritual, Emotional Fredom Technic dan Neuro-Linguistic Programming serta merubah pola merokok ternyata jauh lebih efektif dibanding pemberian nasehat, bahkan kadangkala dalamm sekali terapi langsung dapat dilihat hasilnya.

Untuk mendapatkan hasil yang permanen dan tetap terasa nyaman bagi orang yang akan berhenti merokok, biasanya saya melakukan terapi sebanyak satu paket atau enam kali. Memang benar satu kali terapi langsung tampak hasilnya namun kadangkala klien merasa sangat tidak nyaman ketika harus berhenti mendadak dari kebiasaan lamanya sehingga dampaknya ada beberapa klien yang kambuh lagi. Pemberian terapi sebanyak enam kali adalah mengacu pada konsep bahwa tahap berhenti merokok adalah identik dengan tahap perubahan perilaku (stages of change model).

Pendekatan spiritual yang dilakukan diharapkan mampu menyadarkan seseorang untuk menjalankan dengan serius dan ikhlas keinginannya berhenti merokok sehingga dapat hidup lebih sehat, biasanya klien yang agamis lebih efektif jika dilakukan pendekatan ini.

Pendekatan hypnoterapi dilakukan untuk memberikan sugesti positif dan edukasi berhenti merokok dengan nyaman, pada kondisi trance maka sugesti yang diberikan tidak akan dikritisi oleh reticulo activating system, sehingga diyakini mampu merubah pendapat bahkan perilaku seseorang dengan lebih mudah.

Emotional Fredom Technic, adalah metode penyembuhan diri sendiri, yang dikembangkan oleh Gary Craig, yang memungkinkan terjadinya pelepasan perasaan negatif dengan cara menyatukan energi pikiran dan tubuh lewat gerakan tertentu. EFT tergolong sebagai akupunktur emosional dan bisa dipelajari serta dilakukan oleh siapa saja.

Sedangkan Neuro-Linguistic Programming sebuah ilmu hasil kreasi Richard Bandler dan Jhon Grinder juga cukup ampuh untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok. Penggunaan kalimat yang menggunakan kaidah Neuro-Linguistic pada saat melakukan pendekatan spiritual, hypnoterapi dan  Emotional Fredom Technic menjadikan  sebuah teknik terapi holistik mampu membantu menghentikan kebiasaan merokok yang sangat dahsyat.

Berani berhenti merokok? Berarti berani lebih sehat…

1,614 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini