KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN HYPNOPARENTING (Tulisan ke-2 dari 3 Tulisan) ?>

KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK MELAKUKAN HYPNOPARENTING (Tulisan ke-2 dari 3 Tulisan)

Oleh:

Khoirun Nisak, Mutia C.P.S., Azeis Rianang, Dwi Safitri, Endah Kencana, Nanfia Bella K*)

Menerapkan metode hypnosis dalam mengasuh dan mendidik anak tidak harus dilakukan dalam ruang khusus dengan tahapan hypnosis yang khusus pula. Dalam hypnoparenting, orang tua dapat melakukannya diberbagai kesempatan di antara aktivitas anak. Di bawah ini ada beberapa waktu-waktu efektif yang bisa digunakan agar sugesti yang orang tua tanamkan dapat menancap dan menetap pada anak, yaitu (Silawati, dan Yanti A., 2015) :

  • Saat mengajak anak berdoa

Saat berdoa, suasana relaks dan suara lirih sehingga tercipta ketenangan dan anak pun mudah dihipnosis.

  • Saat anak bermain

Ketika bermain anak biasanya focus pada permainannya. Kondisi ini bias orangtua manfaatkan untuk menanamkan sugesti-sugesti positif.

  • Saat sambil menggambar

Menggambar adalah media yang bias digunakan untuk menghipnosis anak. Gunakan gambar sebagai awal masuk sugesti.

  • Saat sebelum tidur

Inilah waktu terbaik untuk menghipnosis anak. Ia berada dalam kondisi sangat relaks, tenang, dan otaknya berada dalam gelombang alpha atau theta sehinggs RAS (Reticular Analisys System) terbuka lebar dan sugesti lebih mudah ditanamkan. Sebaiknya untuk menghindari anak-anak tidur di depan televisi yang masih hidup. Dikhawatirkan pada waktu menjelang tidur yaitu saat anak-anak mulai memasuki kondisi alpha dan waktu yang tepat dilakukan hypnosis, ternyata dimasuki tayangan televisi di depannya, yang amat mungkin bermuatan negatif. Hingga bukan tak mungkin nilai itu diserap di alam bawah sadarnya. Tidak menggunakan kata-kata negatif. Misalnya, “Besok pagi kamu bangun dan tidak rewel,” tetapi ganti menjadi, “Besok pagi kamu bangun dengan hati senang, ya Nak!”

Otak anak sudah masuk gelombang Alpha. Pastikan tidak sampai tertidur dengan cara tetap mengelus-ngelus kepalanya atau senandungkan doa. Tanyakan pada anak, “Apakah kamu mendengar suara bunda? Jika iya, mengangguklah.” Jika dia menjawab dengan lemah atau tidak menjawab, dia sudah masuk ke gelombang alpha. Dalam kondisi ini, anak seperti sedang dibius dan biasanya mendengar suara dengan sayup-sayup. Selalu pantau kondisi fisiologis anak, pastikan anak tidak sampai tertidur. Biasanya bola matanya masih bergerak, menelan ludah, dan tubuh tetap bergerak atau berubah posisinya. Pada gelombang ini, 80-90% aktivitas otak kiri mulai melamban sehingga penolakan menjadi berkurang dan anak menurut, tetapi belum bisa dimasukkan sugesti.

Jika dia sudah tidak berkedip, tidak menelan ludah, dan tidak menggeser posisi tubuhnya, saat itu berarti dia telah masuk dalam gelombang tetha. Dan ini merupakan waktu yang tepat untuk memasukkan sugesti. Mulai masukkan sugesti positif, dengan suara pelan dan semerdu mungkin.

Cegah anak tertidur atau masuk ke gelombang delta, karena sugesti yang diberikan menjadi sia-sia. Begitu ia mulai mendengkur, minta dia menarik nafas dan segera masukkan sugesti. Gunakan sugesti yang bernada menenangkan, gunakan suara perut, dan tancapkan sugesti positif. Otak seseorang cerdas namun tidak mampu menerjemahkan kata “tidak” atau “jangan”. Misalnya saat anak mengompol, Anda berkata “Nak, jangan malas belajar.” Yang terjadi, anak justru malas belajar.

  • Saat sebelum bangun

Kondisi ini mirip dengan kondisi anak pulas tertidur. Perhatikan ketika pagi hari ia mulai terbangun, menggerak- gerakkan tubuhnya, dan ada gerakan bola mata. Dibalik matanya yang terpejam, suntikkan sugesti yang orang tua kehendaki.

  • Saat anak makan

Anak yang sedang makan dalam keadaan yang relaks. Selain menikmati rasa dari makanan itu, ia juga menikmati suasana yang tercipta di sekelilingnya. Saat inilah orang tua bisa memasukkan sugesti positif dalam pikirannya.

  • Saat mendiamkan anak menangis

Ketika menangis, anak dalam keadaan “tersakiti”, tetapi saat tangisannya mereda, ia justru sedang menciptakan ketenangan dalam dirinya sendiri. Sambil menenangkan perasaan dan pikirannya, orang tua bisa menghipnosis anak secara perlahan.

  • Saat menggendong dalam bentuk buaian

Cara ini sangat efektif digunakan untuk menghipnosis anak. Anak berada dalam kondisi sangat tenang. Pikiran dan perasaannya juga berada pada level yang rendah. Kondisi ini sama dengan ketika ia hendak tidur.

  • Melalui nyanyian

Ada banyak nyanyian yang bias digunakan untuk menghipnosis anak. Nyanyian yang lembut dan pelan bisa membuat anak terhipnosis dengan mudah. Orangtua juga bisa mengubah syair-syair lagu yang familiar ditelinga anak dengan kalimat-kalimat yang menggugah semangat anak melakukan sesuatu atau meningkatkan rasa percaya dirinya.

  • Melalui dongeng

Mendongeng bisa menjadi metode hypnosis yang sangat efektif. Anak akan duduk terdiam dan menyimak dongeng yang orang tua ceritakan.  Pilihlah dongeng yang memotivasi.

  • Saat belajar

Ketika anak sedang fokus terhadap sesuatu, ia lebih mudah menerima sugesti dari luar. Ucapkan sugesti dengan suara yang lembut dan nada yang rendah.

MEDIA YANG TEPAT UNTUK MENUNJANG HYPNOPARENTING

Agar lebih efektif dan mendapatkan hasil  yang maksimal, orang tua juga bisa memanfaatkan alat bantu dalam menghipnosis anak. Gunakan alat bantu yang lekat dengan keseharian anak dan merupakan benda favoritnya. Alat bantu berfungsi sebagai pusat konsentrasi anak dan pelengkap sugesti. Jenis alat bantu yang dapat digunakan, antara lain :

  1. Boneka kesayangan
  2. Mainan lego yang bewarna-warni
  3. Alat gambar yang bewarna-warni
  4. Kaset atau CD berisi lagu anak-anak
  5. Kaset atau CD music klasik
  6. Video cerita anak-anak, cerita tentang tokoh-tokoh, kisah-kisah nabi, dan sebagainya
  7. Permainan jari tangan
  8. Permainan jam dinding atau jam duduk
  9. Boneka karet
  10. Boneka tangan
  11. Bola-bola karet

Alat bantu digunakan ketika orang tua memasukkan sugesti-sugesti positif. Dengan alat bantu, anak akan menjadi lebih nyaman, tenang, dan tidak tertekan. Misalnya, biarkan anak bermain-main dengan boneka kesayangannya. Kemudian, manfaatkan situasi dengan bercerita tentang apa saja sembari melibatkan boneka tersebut. Dalam suasana yang tenang, anak akan larut dalam “permainan” orang tua. Saat itulah, orang tua bisa memasukkan sugesti-sugesti positif (Silawati, dan Yanti A., 2015).

*) Penulis adalah mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sumber Pustaka penulisan ini ada pada penulis.

 

 

1,963 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini