Atasi Insomnia Pada Lansia dengan Hypnopresur ?>

Atasi Insomnia Pada Lansia dengan Hypnopresur

Deta Kwatrini Widiasih*

Salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi manusia adalah tidur. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan, tidur merupakan salah satu kebutuhan fisiologis yang memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana apabila seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi maka ia akan lebih dahulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan lainnya.

Tidur yang cukup sangat diperlukan oleh setiap orang agar tubuh dapat berfungsi normal. Dimana pada saat kondisi tubuh istrirahat atau tidur, maka tubuh melakukan proses pemulihan atau regenerasi yang sangat bermanfaat untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi optimal (Wicaksono, Dhimas). Sehingga orang yang kurang tidur akan cepat merasa lelah dan konsentrasi menurun karena proses pemulihan terhambat yang menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan optimal. Dimana seseorang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan tidurnya baik secara kuantitas maupun kualitas akan
menderita insomnia.

Insomnia dapat diartikan tidak bisa tidur, London Sleep Center mendefinisikan insomnia secara lebih jelas sebagai sebuah pengalaman yang dirasa dalam bentuk ketidak cukupan kwantitas dan kwalitas tidur dengan setidaknya satu atau lebih dari tanda – tanda berikut : kesulitan memulai tidur, kesulitan tidur tanpa terganggu, bangun terlalu dini dipagi hari, dan tidak merasakan segar setelah bangun tidur.
Jika anda mengeluhkan kendala seperti kesulitan tidur, tidur tidak tenang, kesulitan mempertahankan tidur sering terbangun dipertengahan malam, dan sering terbangun lebih awal anda mungkin salah satu dari jutaan penderita insomnia. Pada sebagian kasus insomnia inti permasalahannnya adalah emosional, kegelisahan yang mendalam, kemarahan yang tidak dapat dikendalaikan, dan depresi (Rafknowledge, 2004).

Menurut berbagai literatur insomnia meliputi faktor psikologis, faktor gaya hidup, Kondisi kesehatan,masalah kesehatan mental serta kelainan tidur.
Tanda dan gejala orang yang mengalami insomnia antara lain : a) Kesulitan jatuh tertidur atau tercapainya tidur yang nyenyak. b) merasa lelah saat bangun tidur dan tidak merasakan kesegaran. c) sering tidak merasa tidur sama sekali.c)sakit kepala di pagi hari.d) kesulitan berkonsentrasi e) Mudah marah f) mata merah dan g) mudah mengantuk disiang hari.

Pada lansia kejadian insomnia seringkali memiliki persentase yang lebih tinggi. Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari serta sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik dengan terlihat adanya penurunan fungsi organ tubuh. Sebagian besar lanjut usia yang menderita stres mengalami gangguan tidur. Stres yang
dialami oleh lansia dapat mempengaruhi kebutuhan waktu untuk tidur.
Semakin tinggi tingkat stres pada lansia maka kebutuhan waktu untuk tidur juga akan berkurang (Rafknowledge, 2004).

Penyembuhan innsomnia secara garis besar dapat dilakukan dengan obat-obatan (farmakologi) dan non farmakologi. Secara farmakologi, dokter sudah memiliki takaran sendiri namun secara non farmakologi bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan akupresur dan hipnosis.
Akupresur dilakukan dengan kaidah dan pemijatan pada titik-titik akupunktur. Menurut Chinese Medicine terjadinya insomnia sering disebabkan tujuh emosi abnormal, panas yang berlebih atau api dalam jantung ( Xin) dan hati ( Gan) terlalu membara,energy ( Qi) dalam lambung (Wei) tidak seimbang dan susah turun, hal- hal tersebut diatas menyebabkan jiwa (Shen) dalam jantung ( Xin) menjadi kacau, sehingga tidak dapat tidur. Insomnia dapat juga disebabkan kurangnya hubungan antara jantung ( Xin) dan ginjal (Shen) seta energy (Qi) dan darah (Xue) kurang, dan hal- hal tersebut menyebabakan jiwa (Shen) dalam jantung ( Xin) tidak mwndapatkan nutrisi yang cukup, hingga menyebabkan terjadinya insomnia (Sim Kie Jie, 2008). Akupresur diyakini sangat efektif mengatasi insomnia.

Demikian juga hipnosis, hipnosis berasal dari kata “hypnos” yang merupakan nama dewa tidur orang Yunani. Namun sesungguhnya kondisi hipnosis tidaklah sama dengan tidur. Orang yang sedang tidur tidak menyadari dan tidak bisa mendengar suara-suara. Orang dalam kondisi hipnosis, meskipun tubuhnya beristirahat (seperti tidur), tetapi orang yang dihipnosis masih bisa mendengar dengan jelas dan merespons informasi yang diterimanya (Jaya, 2010). Hipnosis sudah sering dipergunakan sebagai terapi komplementer, khususnya digunakan pada terapi yang berhubungan dengan pikiran atau psikis. Hipnosis diberikan dengan memberikan sugesti positif pada klien.

Jika akupresur efektif untuk terapi insomnia dan hipnosis juga efektif untuk menyembuhkan insomnia, sekarang bagaimana jadinya jika hipnosis dan akupresur dipadukan… tentu akan menjadi suatu terapi insomnia yang sangat efektif.

Hypnopresur sangat mudah dilakukan pada penderita insomnia, bahkan nyaris tidak ada efek samping. Sesungguhnya setiap orang bisa diberikan terapi hypnopresur asalkan tidak memngalami ganggguan psikotik. Prosedurnya pun sangat mudah, pasien boleh tiduran atau duduk di tempat yang nyaman, kemudian lakukan pemijatan dengan teknik akupresur pada titik-titik Nei Guan (PC 6), Shen Men (HT 7) dan Yin Tang (Ex HN 3) selama 2-5 menit disertai pemberian sugesti, jika klien sudah dalam kondisi tidur hipnosis kemudian dilanjutkan pemberian sugesti untuk mudah tidur kapan pun dimanapun jika dikehendaki.
Hypnopresur bisa dijadikan pilihan sebelum seseorang mengkonsumsi obat-obatan kimia, selain efektif dan aman, hypnopresur juga mudah dilakukan.(* Deta Kwatrini).

1,049 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini