MANAJEMEN PERSALINAN BEBAS NYERI DENGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING (Artikel ke-1)
Diana Dayaningsih1, Sang Ayu Ketut Candrawati2
Latar Belakang
Ibu adalah sosok perempuan yang paling berjasa dalam kehidupan seorang anak termasuk kita. Kasih ibu sepanjang masa, begitulah peribahasa yang kita kenal untuk menggambarkan betapa besarnya kasih sayang ibu untuk anaknya, tak ada perumpamaan seindah apapun mungkin yang sebanding dengan realita kasih sayang yang ibu berikan dengan tulus kepada kita (Infodatin, 2014). Menjadi seorang ibu merupakan kodrat seorang perempuan. Hamil, melahirkan, dan mempunyai anak juga hal yang sangat dinanti-nantikan oleh perempuan yang telah hidup berkeluarga. Menurut Manggarsari (2010) bahwa ibu yang sedang mengalami kehamilan dan ingin melahirkan secara normal, dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental.
Melahirkan normal merupakan proses melahirkan yang diidamkan oleh para ibu yang sedang menjalani kehamilan. Selain itu, melahirkan normal juga merupakan proses melahirkan yang disarankan oleh dunia medis. Dengan menjalani melahirkan normal, salah satunya menandakan bahwa kehamilan yang telah dikandung, atau janin serta ibunya mengalami kesehatan yang baik (Manggarsari, 2010). Menurut Arafah dan Aizar (2012) kehamilan dan persalinan pada seorang perempuan merupakan suatu siklus yang normal dan alamiah, akan tetapi siklus itu tetap menjadi beban tersendiri bagi seorang perempuan.
Menurut Mansjoer, kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan (dalam Patriasari, 2009). Ketika hamil, ibu mengalami perubahan yang signifikan pada fungsi fisiologis dan psikologis, proses penyesuaian diri terhadap keadaan baru ini seringkali menimbulkan kecemasan (Aprianawati & Sulistyorini, 2007). Menurut Martalisa (2013), perubahan secara fisik pada ibu hamil seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil antara lain rasa cemas mengenai kelahiran, konsentrasi mengenai perubahan hubungan dengan pasangan dan teman, serta rasa cemas mengenai masalah keuangan. Pada saat yang sama, juga akan merasakan kegelisahan mengenai kelahiran bayi dan permulaan dari fase baru dalam hidup calon ibu. Menurut Nurdiana (2012), rasa cemas yang dialami oleh ibu hamil itu disebabkan karena meningkatnya hormon progesteron. Selain membuat ibu hamil merasa cemas, peningkatan hormon itu juga menyebabkan gangguan perasaan dan membuat ibu hamil cepat lelah.
Menurut Sijangga (2010), tidak jarang kehamilan membawa rasa cemas yang akan berpengaruh terhadap fisik dan psikis baik pada ibu maupun janin yang dikandung, misalnya mengakibatkan kecacatan jasmani dan kemunduran potensi intelegensi serta aspek mental emosional. Perasaan cemas ibu saat memikirkan proses melahirkan serta kondisi bayi yang akan dilahirkan tidak hanya berlangsung pada kehamilan pertama, tetapi juga pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Meskipun ibu hamil telah mempunyai pengalaman dalam menghadapi persalinan tetapi rasa cemas tetap akan selalu ada (Patriasari, 2009). Bersambung seri 2…
Penulis :
- Ns. Diana Dayaningsih,S.Kep ( Praktisi Hypnoterapi, Mahasiswi Program Pascasarjana Keperawatan Universitas Diponegoro).
- Ns. Sang Ayu Ketut Candrawati ,S.Kep ( Mahasiswa Program Pascasarjana Keperawatan Universitas Diponegoro Semarang )
Artikel ini dilanjutkan Seri ke-2, pastikan ikuti terus…
1,094 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini