MANAJEMEN PERSALINAN BEBAS NYERI DENGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING (Artikel ke-2)
Diana Dayaningsih1, Sang Ayu Ketut Candrawati2
Melanjutkan artikel ke-1, beberapa dari Anda pasti tahu…bahwa banyak ibu hamil yang cemas…
Ibu hamil semakin merasa cemas dengan bertambahnya usia kehamilan yang akan mendekati kelahiran. Rasa takut menjelang persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama hamil (Aprianawati &Sulistyorini, 2012). Bagi seorang perempuan khususnya ibu muda, proses persalinan seringkali merupakan sesuatu yang menakutkan. Hal ini diperparah dengan rumor-rumor yang beredar dan menyatakan bahwa proses melahirkan itu menyakitkan, sehingga rasa takut yang dimiliki semakin tinggi dan cenderung menyebabkan kecemasan pada ibu hamil.
Tingginya rasa cemas perempuan hamil juga diungkapkan oleh Kartono (dalam Sijangga, 2010) bahwa pada setiap perempuan apabila hamil pasti akan dihinggapi campuran perasaan yaitu rasa kuat dan berani menanggung segala beban dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan penuh kegembiraan dan rasa cemas, yang semuanya akan menjadi lebih intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayi. Hal-hal yang biasanya menjadi penyebab ketakutan dan kegelisahan pada ibu hamil saat mendekati masa kelahiran tersebut adalah takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan bayi akan lahir cacat.
Pendapat lain yang juga mengatakan bahwa ibu hamil sering mengalami perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan adalah menurut Ikarowina (2013) beberapa perasaan cemas yang sering dialami ibu yang sedang menjalani masa kehamilan seperti karena memikirkan rasa sakit saat melahirkan akan membuat ibu pingsan, memikirkan tidak bisa melahirkan secara normal, ketakutan apabila melahirkan dengan cara operasi caesar, dan ketakutan dengan kondisi janin yang akan dilahirkan tidak sehat atau mengalami kecacatan. Beberapa ibu hamil mengaku sangat mencemaskan bentuk tubuhnya, takut menjadi gemuk setelah melahirkan nanti. Ada yang takut tidak bisa melahirkan dengan cara yang normal, ada juga yang mengaku takut keguguran karena terdapat pengalaman pernah keguguran sebelumnya, selain itu terdapat pula ibu hamil yang begitu mencemaskan keadaan janin di dalam kandungannya sampai takut bertemu dengan orang-orang banyak atau keramaian.
Kematian ibu menurut World Health Organization (WHO) adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Target global MGDs (Millenium Development Goals) ke -5 adalah menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Infodatin, 2014).
Menurut Sulistiyani (2013) bahwa salah satu komplikasi kehamilan yang sering terjadi pada ibu saat mengandung adalah pra eklampsia yang merupakan kondisi kehamilan disertai dengan naiknya tekanan darah walaupun tanpa adanya riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya pada calon ibu. Pra eklampsia merupakan penyebab utama perempuan hamil meninggal. Pra eklampsia terjadi karena obesitas, perempuan merokok, dan kecemasan berlebihan yang berpengaruh pada respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor (Sulistiyani, 2003).
Menurut Astria (2009), bahwa ibu hamil yang mengalami kecemasan tingkat tinggi dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi prematur bahkan keguguran. Penelitian lain menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kecemasan yang tinggi ketika hamil akan meningkatkan risiko hipertensi pada kehamilan. Risiko hipertensi dapat berupa terjadinya stroke, kejang, bahkan kematian pada ibu dan janin (Astria, 2009). Jika hal itu dibiarkan terjadi, maka angka mortalitas dan morbiditas pada ibu hamil akan semakin meningkat.
Perasaan-perasaan yang tidak mengenakkan yang dirasakan ibu hamil merupakan suatu bentuk kecemasan yang dialami oleh ibu selama menjalani masa mengandung. Kondisi cemas yang berlebihan, khawatir dan takut tanpa sebab yang terus dirasakan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, sehingga akan berujung pada stres, maka akan dapat mempersulit proses persalinan dan juga membahayakan calon bayi (Enikmawati, 2008). Kondisi tersebut yang mengakibatkan otot tubuh menegang, terutama otot-otot yang berada di jalan rahim ikut menjadi kaku dan keras sehingga sulit mengembang. Selain itu, emosi yang tidak stabil dapat membuat merasa sakit yang menjadi-jadi. Menurut Freud (dalam Sijangga, 2010) mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi kecemasan, yaitu: frustrasi, konflik, ancaman, harga diri dan lingkungan.
Ketika ibu menjalani masa kehamilan sampai menjelang persalinan, ibu hamil membutuhkan ketenangan agar tidak mengalami kecemasan yang berlebih sehingga proses persalinan menjadi lancar tanpa hambatan. Semakin ibu tenang menghadapi persalinan maka persalinan akan berjalan semakin lancar. Terdapat beberapa cara olah tubuh yang bisa dilakukan ibu hamil untuk menjaga kesehatan tubuh dan janin agar berkembang dengan baik dan juga membuat emosi ibu tetap stabil, seperti senam hamil, yoga hamil (Larasati & Komolohadi, 2010). Selain itu, terdapat satu alternatif alami yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk membuat jiwa menjadi lebih tenang dengan energi-energi positif dan membantu meringankan rasa sakit saat kontrksi serta dapat mempercepat proses persalinan adalah dengan teknik relaksasi hypnobirthing.
Menurut Ilmiasih (2010), istilah hypnobirthing dipatenkan oleh Marie F. Mongan sejak tahun 1989. Metode hypnotherapy untuk melahirkan di Amerika Serikat sudah dikenal sejak tahun 1950-an dengan istilah lain yang mengandung pemaknaan yang sama yaitu hypnobabies, hypnobirth, hypnosis for birthing, hypnosis for babybirth, atau hypnosis for child. Metode hypnobirthing mulai disebarluaskan pada tahun 2003 oleh Lanny Kuswandi di Indonesia. Hypnobirthing adalah penggunaaan hipnosis untuk membantu ketenangan jiwa ibu hamil serta membantu proses persalinan yang lancar dan alami (Manggarsari, 2010).
Metode hypnobirthing berguna untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan karena dalam metode ini selalu memberikan energi-energi positif untuk ibu hamil. Selain itu, hypnobirthing atau penggunaan hipnosis selama masa kehamilan bisa mencegah gangguan emosional baik saat sebelum persalinan dan setelah persalinan (Andriana, 2012).
Menurut Manggarsari (2010), hypnobirthing memiliki manfaat yang cukup besar bagi ibu hamil, diantaranya adalah kemampuan untuk mengatur kadar rasa sakit saat proses persalinan, menekan cemas, stres atau depresi saat proses persalinan, memudahkan ibu hamil untuk mengontrol emosinya, mendatangkan rasa tenang, aman, nyaman, dan bahagia karena proses persalinan berjalan lancar, dan mengurangi komplikasi akibat proses persalinan. Hypnobirthing juga bermanfaat untuk memperkuat ikatan batin dan kedekatan emosi janin dengan sang ibu.
Dengan relaksasi akan membantu ibu hamil untuk mencapai kondisi yang senantiasa rileks dan tenang, efek dari kondisi ini akan berpengaruh pada ibu hamil dan lingkungan ibu hamil hingga proses persalinan (Harianto, 2010). Melahirkan merupakan suatu proses yang sangat kompleks, perlu kesiapan mental dan semangat yang besar, ketenangan dan keyakinan yang kuat untuk dapat melahirkan bayi secara alami disamping syarat-syarat untuk proses persalinan normal secara medis sudah terpenuhi semua. Disinilah hypnobirthing berperan besar, membantu memberikan kesiapan mental dan keyakinan untuk melahirkan secara alami dengan rasa sakit yang minimal. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas bayi yang dilahirkan, karena terhindar dari kekurangan oksigen (asfiksia) selama proses persalinan sehingga perkembangan otaknya lebih baik.
Pengontrolan nyeri dan pencegahan kecemasan pada persalinan telah menjadi salah satu fokus dan tujuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap ibu agar dapat bersalin dengan nyaman dan sehat. Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik baik bio-psiko-sosial dan spiritual. Metode hypnobirthing ini sangat sesuai bagi perawat dari aspek legal etik kewenangan perawat dan dapat menjadi metoda alternatif yang dipilih oleh banyak ibu.
Hipnosis dalam persalinan menggunakan filosofi persalinan di samping teknik atau metode untuk melahirkan. Anggapan mendasar dalam metode ini adalah melahirkan merupakan suatu fungsi normal, alami, dan sehat bagi wanita. Penggunaaan tekhnik hipnosis untuk proses persalinan tetap dilakukan dalam keadaan relaksasi dan sadar sambil mendengarkan kalimat-kalimat penegasan positif dan lembut sehingga menciptakan pengalaman persalinan yang sehat dan nyaman. Tekhnik hipnosis dalam persalinan ini menggunakan kemampuan diri sendiri untuk masuk dalam kondisi relaksasi sehingga masuk dalam kategori hipnosis diri. (Bersambung artikel ke-3)
Penulis :
- Diana Dayaningsih, S.Kep (Praktisi Hypnoterapi).
- Sang Ayu Ketut Candrawati,S.Kep.
Artikel ini akan dilanjutkan Seri ke-3, pastikan ikuti terus…
1,604 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini