MANFAAT MUSIK SEBAGAI ALAT TERAPI (TERAPI MUSIK) ?>

MANFAAT MUSIK SEBAGAI ALAT TERAPI (TERAPI MUSIK)

Oleh :Hanung Prasetya*

Menurut Kate dan Richard Mucci ( 2000 ) musik pada dasarnya adalah suara. Frekuensi yang tercipta oleh suara baik bisa didengar maupun tidak mempunyai dampak yang Sangat besar pada tingkat atau kecepatan getaran tubuh kita, dengan menggunakan frekwensi yang tepat, suara bisa meredakan rasa sakit pada tubuh. Ultrasonik pada hakekatnya merupakan suara yang tidak bisa didengar, suara itu digunakan secara luas dalam terapi fisik untuk mengurangi rasa sakit dan menyembuhkan jeringan yang terserang penyakit.

Disamping manfaat morfologinya sebagai suara, musik juga sangat ampuh untuk membantu penderita penyakit kronis menangani rasa sakit secara psikologis. Mereka belajar menggunakan musik untuk mengurangi stres penyebab rasa sakit dan mengendurkan otot – otot yang menegang sebagai reaksi terhadap rasa sakit tersebut. Untuk segala hal mulai dari kelahiran, kebakaran, musik selalu membantu untuk melepaskan diri dari rasa sakit dan relajar untuk menerimanya dengan cara yang lebih positif. Musik juga mengubah persepsi waktu, yang menolong mengurangi rasa sakit yang di derita.

Rodgers (1993) berpendapat bahwa pemberian terapi musik yang dilaksanakan dikamar operasi bersifat anxiolitik dan dapat dirancang untuk mengurangi kecemasan. Untuk melindungi pasien – pasien agar tidak sampai secara tak sengaja mendengarkan bunyi yang berbahaya atau percakapan yang kasar selama pembedahan. Disarankan musik yang telah dipilih oleh setiap pasien dimainkan sebelum, selama dan setelah pembedahan dengan alat – alat pemutar chalet. Bila pasien belajar bagaimana mengendalikan rasa sakit sakit dan rasa cemasnya dengan lebih efektif maka akan masuk akal jika mengharapkan pemulihan yang lebih cepat akibat pembedahan itu dengan komplikasi yang makin sedikit, berkurangnya jumlah hari rawat di rumah sakit dan tanggapan yang lebih positif untuk menghadapi masalah – masalah.

Secara fisik pemberian terapi musik dapat mempengaruhi tekanan darah dan heart rate. Volume, frekwensi dan jenis musik akan mempengaruhi kondisi fisik, bahkan diyakini musik mampu menurunkan hormon-hormon yang menyebabkan stress.

Sehingga secara mental musik juga bisa dipergunakan untuk membuat seseorang lebih rileks ataupun meningkatkan kemampuan konsentrasi (pada beberapa orang). Musik juga bisa dipergunakan untuk memainkan emosi seseorang yang mendengarnya, sebagai contoh saat menonton film maka suara musik pengiringnya mampu membuat suasana lebih romants, lebih heroic atau lebih tegang. Musik juga dapat dipergunakan sebagai ekspresi emosi non verbal.

Dengan demikian Musik, menurut Johan, seorang doctor psikologi lulusan UGM dapat dipergunakan sebagai alat terapi.

Masih menurut Johan terapi musik adalah penggunaan musik sebagai peralatan terapis untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik dan kelekatan emosi. Kemampuan non verbal, kreatifitas dan rasa alamiah dari musik menjadi fasilitator untuk hubungan ekspresi diri, komunikasi dan pertumbuhan indivdu. Terapi musik digunakan untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi sosial yang positif, mengembangkan emosi secara alamiah dan meningkatkan kesadaran diri.

Terapi musik bekerja langsung pada beberapa tujuan yang non musical, termasuk mengembangkan kemampuan komunikasi, perilaku terbelakang kemampuan akademik, motorik dan konsentrasi, keterampilan sosial dan permainan, menata sakit serta mereduksi stress. Terapi musik juga membantu seseorang dalam menjaga pertumbuhan kesehatan.

Musik pada hakekatnya dapat melampaui kondisi kesehatan seseorang setiap saat dan menghantar ke tempat – tempat yang sama sekali tidak terbayangkan. Bila seorang menggunakan musik untuk relaksasi, maka pikiran abstraknya akan menurunkan  kekondisi  normal dari kecemasan yang dihadapinya. Ketika proses terus berlanjut, ia akan bergerak memperluas ambang sensori, kondisi mediatif dan kondisi terpesona. Seringkali terapi musik akan menghilangkan kesadaran waktu, yang pada gilirannya membantu mereka mengurangi perasaan stress, kecemasan, rasa takut dan rasa sakit.

Djohan ( 2005 ) juga berpendapat bahwa terapi musik bermanfaat untuk memperbaiki kesehatan fisik, interaksi social yang positif, mengembangkan hubungan interpersonal, ekspresi emosi secara alamiah dan meningkatkan kesadaran diri. Selain itu terapi musik ternyata juga bermanfaat bagi penderita sakit mental, cacat fisik, orang yang disakiti, penderita Alzheimer dan dementia, gangguan saraf, gangguan mental dan perkembangan yang tertunda, gangguan traumatis pada otak, ketidakmampuan belajar, termasuk orang yang tidak menderita penyakit tertentu berdasarkan diagnosa klinis.

Manfaat terapi musik dapat digunakan untuk orang yang memiliki masalah fisik, emosi, sosial atau kekurangan kognitif, bahkan mereka yang sehat dapat menggunakan musik untuk santai, mengurangi tekanan, meningkatkan perasaan atau untuk mengiringi latihan dan tidak ada kemungkinan melukai atau efek racun. Selain itu terapi musik juga membantu pasien mencapai beberapa tujuan terhadap musik, termasuk meningkatkan komunikasi, kekuatan teori, bentuk perhatian, penggerak ketrampilan.

Terapi musik memberikan beberapa keuntungan seperti :

  1. Berfikir serta merasakan secara langsung
  2. Memiliki kesempatan mengisi perasaan untuk beberapa periode sehingga bisa dieksplorasi, diuji dan diolah lewat kerja sama dengan terapis dalam proses penyembuhan.
  3. Mengkondisikan ekspresi pikiran dan perasaan secara non verbal yang belum pernah dirasakan klien yang biasanya hanya diekspresikan secara verbal.
  4. Memperoleh perumpamaan dan asosiasi yang tidak dapat diakses melalui pemahaman verbal.
  5. Memperoleh keuntungan fisiologis secara langsung bagi klien dibandingkan metode verbal.

Penggunaan terapi musik ditentukan oleh intervensi musikal dengan maksud memulihkan, menjaga, memperbaiki pada emosi, fisik, fisiologis dan kesehatan serta kesejahteraan spiritual. Dalam definisi terdapat elemen – elemen pokok yang ditetapkan sebagai intervensi dalam terapi musik yaitu :

  1. Terapi musik digunakan oleh terapis musik dalam sebuah tim perawatan yang anggotanya termasuk dokter, pekerja sosial, psikolog, guru atau orang tua.
  2. Musik merupakan alat terapi yang terutama disini musik digunakan untuk menumbuhkan hubungan saling percaya, mengembangkan fungsi fisik dan mental klien melalui aktifitas yang teratur secara terprogram.
  3. Materi musik yang diberikan akan diatur melalui latihan – latihan sesuai arahan terapis
  4. Terapi musik yang diterima klien disesuaikan secara fleksibel serta dengan memperhatikan tingkat usia.

Terapi musik bekerja langsung pada sasaran dengan tujuan terapi yang spesifik. Sasaran yang hendak dicapai termasuk komunikasi, intelektual, motor, emosi dan ketrampilan sosial.

Saat ini sudah banyak dilakukan penelitian terhadap penerapan musik untuk terapi, Maria Dewi, Hanung Prasetya dan Satino pernah melakukan penelitian terhadap 30 pasien pre operasi ternyata hasilnya pemberian musik rohani  mampu menurunkan tingkat kecemasan secara bermakna pada pasien pre operasi terencana, dalam penelitian tersebut musik rohani memiliki tingkat kemaknaan yang lebih tinggi didalam menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi terencana dibandingkan dengan musik klasik. Hasil penelitian tersebut mendukung pendapat Turner (2001) bahwa musik rohani mampu memberikan pengaruh pengaruh terhadap fisik, mental dan emosional yaitu meningkatkan sistem immune tubuh, memberikan semangat dan pengharapan, menurunkan kecemasan, memberikan keteduhan dan ketenangan emosi pada individu yang meyakininya.

2,398 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini